Kamis, 05 Juli 2007

Pendapat Masyarakat

David Kwa, pengamat sejarah Tionghoa,mengatakan “Makam ini ”terlupakan” begitu saja selama masa Orde Baru dan baru ditengok kembali setelah reformasi berlangsung beberapa tahun. Kabarnya, ada rencana pemugaran oleh Panitia Pemugaran Situs Souw Beng Kong. Selain dipugar, makam juga akan dikembangkan menjadi Taman Kota dan Objek Wisata Sejarah dan Kebudayaan. Gagasan ini mendapat tanggapan positif dari Walikotamadya Jakarta Pusat Petra Lumbun.”

"Sampai sekarang kawasan Kota Tua masih kumuh dan macet. Kawasan ini menggiurkan dari sisi ekonomi. Tetapi sejarah di sini juga sangat penting. Karena itu, pemerintah harus serius dalam membangun kembali Kota Tua Jakarta," kata Alwi.

Ir WP Zhong,dosen UNTAR menyatakan keprihatinannya karena di atas makam kuno itu sudah dibangun rumah tinggal dan lingkungan sekitarnya sudah padat sekali dengan perumahan kumuh.

Budayawan Ridwan Saidi, lebih memilih supaya hari lahir Jakarta terdapat pada sebuah testamen janda dari mendiang Souw Beng Kong (1580-1644).

Ketua KPSBI-Historia Asep Kambali"Jangan lupakan, selain menjadi Kapitan Cina pertama di Batavia, Souw Beng Kong adalah seorang kontraktor bangunan. Sayang sekali makamnya tidak terurus. Padahal, jika ditata dengan baik, tempat itu bisa menjadi tempat wisata menarik," katanya.

“Dia merupakan salah seorang tokoh besar Tionghoa yang pengaruhnya meliputi kawasan Banten dan Jakarta. Di Banten dia terkenal sebagai tokoh yang banyak mengajarkan tata cara pertanian terhadap masyarakat sekitar.” Penulis Wahyu Wibisana

1 komentar:

Souw juanan mengatakan...

SOUW Juan An: Nama Souw Beng KOng harus di hormati, karena dia juga pahlawan utk Indonesia dan cikal bakal Marga Souw di Jakarta dan jg Java. Tolong jg makamnya di hormati dan di rawat. Jangan sampai di sepelekan apalgi jadi pemukiman kumuh lagi seperti dulu jamannya orde baru dan jamannya suharto si diktator paling kejam di dunia itu!

Arsip Blog